Rabu, 23 Januari 2019

Never Throw Any Paper When You Are Travelling---We Learned it The Hard Way

Ini sebenarnya postingan spin off dari Japan Day 3. Ingat kan waktu dibilang ada kejadian yang menghebohkan sewaktu di Kyoto? Nah ini kejadian lengkapnya. Ketika kita berangkat dari Osaka ke Kyoto, keretanya itu jam 08:10. Sepagi itu, kita mesti check out, geret koper, pesen tiket, beli sarapan trus berdiri manis di peron nunggu kereta. Kebetulan hari itu hari Sabtu, dimana kayaknya orang Osaka sekampung pada jalan-jalan ke Kyoto. Perjalanan kurleb 30 menit pun dihabiskan dengan berdiri. Sesampainya di stasiun Kyoto, mulai mencari loker besar yang katanya cuma ada di bagian peron Shinkansen. Setelah berputar beberapa kali akhirnya ketemu juga dengan loker super besar yang bisa muat 1 koper medium. Mr. B dan aku masing-masing 1 loker. Cara sewa loker sungguh canggih . jadi kita tinggal ke layar untuk pesan, nanti dikasih nomer lokernya yang tiba-tiba terbuka terus dikasih struk/barcode kertas yang berisi pin untuk buka loker. Buka-tutup hanya bisa satu kali loh. Jadi tolong jangan galau :). More info di link ini https://www.kyotostation.com/kyoto-station-lockers-luggage-storage/ Setelah koper tersimpan rapi, kita langsung menuju terminal bus untuk naik bus wisata, yang detailnya bisa dibaca di Japan Day 3.

Setelah selesai jalan-jalan, hari sudah malam, badan remuk dan lapar sekali. Rencananya adalah makan-ambil loker-hotel. Namun semua tempat makan di Kyoto Station yang gueeedeee itu sangat ramai. Karena malas antri, rencana berubah menjadi ambil loker-hotel-makan. Langsung menuju bagian Shinkansen untuk menuju loker. Karena faktor lelah, tempatnya gak ketemu aja dong! muter-muter di bagian yang sama, tempat loker yang dituju bener-bener ga ketemu. Aduh! ingat-ingat lagi, kalau si loker ini dekat restoran India, maka kita nyari informasi untuk tanya. Gak ketemu bagian informasinya. Di saat itu mental benar-benar drop karena berasa anak ilang di Kyoto. Akhirnya dengan penuh perjuangan, balik lagi ke jalan awal turun bus dan mulai nyusurin jalan yang dilewati sebelumnya. Akhirnya ketemu! Ternyata sang loker berada di sebelah Selatan sementara kita nyarinya di bagian Barat. Pantesan ga ketemu (saking gedenya Kyoto Station. Setelah sampai di loker ternyata struk barcode Mr. B ilang!! isi kantong celana dikeluarin semua. Isi ransel terburai. ga ketemu si kertas mini. Nengok kiri-kanan, ga ada yang bisa dimintain tolong. Jadi akhirnya keluar lagi ke arah peron masuk kereta untuk nanya petugas kereta. Dia pun ga bisa bantu karena si pengelola loker ini bukan si stasiun tapi pihak ke 3. Nah loh.... dia nyaranin supaya nelpon ke nomer yang tertera di struk aku (yang masih utuh). Oke, nelponnya bisa pakai hp? tentu gak bisa, karena kita pakainya wifi, ga bisa local call. Jadi mesti nyari telepon umum...yap, telpon umum? Kalo di Indo nemu kejadian gini, mati aja...mana ada telpon umum yang nyala? ngikutin petunjuk yang ada di stasiun, sampe lah ke telpon umum yang masih sangat amat berfungsi. "hallo?"langsung dijawab sama rekaman suara yang kayanya bilang " pencet extension yang anda tuju" (ngaranggggg ihh). Berbekal insting, pencet aja 0 yang biasanya "bantuan operator" (kalo di kantor-kantor kan gituuuu). Ga lama kemudian "moshi...moshi...bla bla bla"...dengan nada setengah panik "can you speak english please?", telpon diserahkan ke orang lain sepertinya...akhirnya dengan bahasa Inggris yang patah-patah ada yang bisa menjawab pertanyaan. Karena sudah lewat jam kerja, loker yang struknya hilang, gak bisa dibukain karena bukanya harus manual. Besok pagi jam 9 baru bisa dibuka katanya...Dueeeeeng! mateng deh. Akhirnya dengan berat hati, pergi tanpa membawa koper. Muka Mr. B sudah lesu...dan mulailah mulut cewek yang merepet ke sini sana ngomel2 tanpa henti. (Maaf ya Mr. B sudah sial, masih dimarahin pulak)..sebelum ke hotel, makan dulu di topscafe, resto yang kayak Yoshinoya. Very cheap la, rice bowl ama minum uda sepaket. Tapi boro-boro mau nikmatin makanan, rasanya cuma pengen rebahan aja. Kalo ada yang nanya soal baju tidur, mau info aja, rata-rata hotel di Jepang (kapsul or hotel biasa) kasi kimono tidur untuk baju bobok....so thougtful ya (curiganya orang Jepang banyak yang ngamar gak direncanain jadinya gak bawa baju ganti).

Keesokan paginya, bangun tidur langsung menuju telpon umum untuk nelpon ke perusahaan loker, dijawab oleh orang yang beda lagi, cuman dia bilang teknisi sudah menunggu di depan loker dari jam 9, gawat...ini udah 9.30! gegara stress tadi malam jadinya kesiangan. Apalagi hari ini mau explore Kyoto lagi, jadi mesti bebawaan beberapa barang. Dengan lari-lari kecil, sampai ke depan loker dan sudah ada Bapak setengah baya dengan seragam membawa kunci lagi nungguin kita, aduuuh Pak maaf ya kita ngaret. Bayar denda donk buat ngilangin kertas barcode itu yang dendanya lebih mahal daripada sewa loker....that money can be used for food, dude! bye bye money 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar